Pekan Olahraga
Mahasiswa Daerah (POMDA) Daerah Istimewa Yogyakarta yang dimulai
sejak tanggal 1Mei 2009 yang dibuka di GOR UNY tersebut masih
membekas bagi para atlet yang menghadiri upacara di hari tersebut.
Tak pelak lagi sebuah lecutan yang mengingatkan kita pada prestasi
olahraga bangsa kita, mengapa? Karena pada saat menjadi mahasiswa
tersebut, masa prestasi puncak dari seorang atlet benar-benar dapat
diuji. Akankah menjadi the next atlet profesional? Dengan
langkah tersebut BAPOMI selaku pelaksana tunggal POMDA mengadakan
seleksi setiap tahunnya untuk dapat memantau sekaligus menseleksi
para atlet yang akan dikirim ke event yang lebih bergengsi
lagi yaitu POMNAS (Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional). Tahun ini
POMNAS akan dilaksnakan di Palembang. Tahun lalu, Pomnas yang
dilaksakan di Propinsi Kalimantan Timur, prestasinya kurang
“membahagiakan” BAPOMI. Sehingga BAPOMI sepertinya menganak
emaskan cabang olahraga tertentu saja. Kita bisa melihat dari POMNAS
ini, bahwa sarana prasarana olahraga yang ada di luar pulau Jawa
berkembang. Dan hal ini perlu menjadi perhatian khusus bagi
pemerintah agar sarana prasarana pendukung majunya keolahragaan
nasional tidak hanya dibangun di pulau Jawa saja, tetapi daerah
diluar pulau Jawa pun juga perlu perhatian dan komitmen dari
pemerintah.
Bagi UKM Pencak
Silat UNY, POMDA sudah tidak asing lagi sebab sudah jauh-jauh hari
para atlet sudah persiapkan untuk menghadapi event tahunan
ini. Seleksi yang amat ketat dilakukan oleh UKM Pencak Silat UNY
untuk mendapatkan jajaran atlet yang berkualitas. Hal ini dilakukan
karena peminat untuk mengikuti POMDA cukup banyak sehingga pelatih
berpikir dua kali dalam menentukan atlet yang akan diturunkan untuk
mengikuti POMDA ini. Dan tibalah saatnya penentuan atlet yang akan
diterjunkan dalam POMDA ini, seleksi dilakukan dua kali pada hari
Senin, 27 april 2009 dan kamis 30 april 2009. Maka didapatkan 17
atlet untuk mengikuti POMDA ini dengan 12 atlet tanding dan 5 atlet
TGR. Pertandingan berlangsung pada tanggal 5-7 mei 2009 bertempat di
UPN “V” Yogyakarta. Hari kedua merupakan semi final untuk
kategori tanding, dan untuk kategorui TGR. Pada hari kedua ini UNY
memperoleh emas pertamanya untuk cabang silat melalui penampilan seni
tunggal putra yang diperagakan oleh Hendri. Dan berturut-turut
menyusul emas kedua yang diperoleh Safitri Mila Esta yang juga
menampilakan seni tunggal putri dan emas ketiga diperoleh dari seni
beregu putri yang beranggotakan Adina, Novi, dan Gayuh. Yang
mengungguli dari tim seni UIN SUKA maupun tim seni UAD yang hanya
memperoleh juara 2 dan 3. Hal yang menarik disini yaitu kesemuanya
mendapatkan nilai yang persis sama dengan perolehan nilai 427! Dus!
Itulah seni dari angka yang didapat atau kemustahilan yang tidak
diperkirakan oleh tim dari UNY. Hingga saat ini UNY dipandang remeh
bila menampilakan TGR (tunggal, ganda, regu. Red.) hampir dipastikan
menuai kekalahan. Tidak mau mengulagi kekalahan yang sama pada saat
KEJURNAS UPN “V” Yogyakarta tahun kemarin, UNY dengan segala
upaya mempersiapkan para atlet seninya. Dengan mulai bangkitnya
kategori seni di UNY dipastikan dominasi pencak silat masih dipegang
oleh UNY di tingkat daerah khususnya propinsi DIY.
Walaupun absennya
seni beregu putra, seni ganda putra dan putri pada kejuaraan POMDA
tahun ini, tidak mengurangi semangat dari para atlet untuk memberikan
yang terbaik bagi ukm Pencak Silat UNY. Akhirnya penulis hanya bisa
berharap dalam kejuaraan-kejuraan mendatang ukm Pencak Silat UNY
tetap bisa berjaya dalam laga ataupun seni hingga dapat membumikan
olahraga tradisional ini di bumi nusantara umumnya di belahan dunia
manapun pada khususnya, “Pencak Silat UNY Jaya Di UNY Jaya Di Mana
Saja....”