Senin, 09 Maret 2015

Notes kecil untuk dibaca ulang Jilid 2

Seperti biasa notes ini berisikan sebuah cerita sebagai perenungan kita akan kehidupan. Cerita ini merupakan tinjauan ulang artikel yang dipostkan sebelumnya, bila mencari nafkah didasari niat yang benar. Sungguh sulit untuk mendapatkan seorang perempuan yang qanaah dan ikhlas.  Sebuah cerita yang saya ambil dari http://www.smstauhiid.com/pengaruh-tabiat-istri-terhadap-cara-suami-mencari-nafkah/  ini akan menghantarkan kita akan kisah seorang pedagang kain yang dikunjungi oleh ulama pada jaman itu. Ceritanya baca sendiri saja ya! Hmmm... artikel ini akan membuat kita berpikir ulang dalam mencari nafkah untuk menghidupi keluarga kita. Akan tetapi masih relevankah pada masa kni? Meski tidak banyak pasti ada yang menerapakan cara mencari nafkah seperti ini. Semoga bermanfaat bagi kita.

Pengaruh Tabiat Istri Terhadap Cara Suami Mencari Nafkah
Hasan al-Bashri berkata:
“Aku datang kepada seorang pedagang kain di Mekkah untuk membeli baju, lalu si pedagang mulai memuji-muji dagangannya dan bersumpah, lalu akupun meninggalkannya dan aku katakan tidaklah layak beli dari orang semacam itu, lalu akupun beli dari pedagang lain."

2 tahun setelah itu aku berhaji dan aku bertemu lagi dengan orang itu, tapi aku tidak lagi mendengarnya memuji- muji dagangannya dan bersumpah, Lalu aku tanya kepadanya:”Bukankah engkau orang yang dulu pernah berjumpa denganku beberapa tahun lalu?” Ia menjawab : “Iya benar.” Aku bertanya lagi:”Apa yang membuatmu berubah seperti sekarang? Aku tidak lagi melihatmu memuji-muji dagangan dan bersumpah!” 
Ia pun bercerita:”Dulu aku punya istri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit rizki, ia meremehkannya dan jika aku datang dengan rizki yang banyak ia menganggapnya sedikit. Lalu Allah mewafatkan istriku tersebut, dan akupun menikah lagi dengan seorang wanita. Jika aku hendak pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata:’Wahai suamiku, bertaqwalah kepada Allah, jangan engkau beri makan aku kecuali dengan yang thayyib (halal). Jika engkau datang dengan sedikit rezeki, aku akan menganggapnya banyak, dan jika kau tidak dapat apa-apa aku akan membantumu memintal (kain)’.
”Masya Allah…Milikilah sifat Qana’ah -suka menerima- / jiwa selalu merasa cukup. Biasanya Wanita (Istri) sering TERJEBAK pada KEINGINANnya tuk terlihat Cantik dgn Pakaian yg Serba Mahal. Janganlah menjadi jurang dosa bagi Suamimu. Wanita shalihah akan mendorong Suaminya kepada kebaikan, keta’atan sedangkan wanita kufur akan menjadi pendorong bagi suaminya untuk berbuat dosa, kemakshiatan.CUKUPKAN DIRI DGN YG HALAL & BAIK. Ukuran Rizki itu terletak pada keberkahannya, bukan pada jumlahnya.

[Kitab al-Mujaalasah wa Jawaahirul ‘Ilm (5/252) karya Abu Bakr Ahmad bin Marwan ].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar